Sumpah Pemuda, Sebuah Pesan yang Sarat Makna
Sejarah
telah mencatat bahwa bahasa mampu
mempersatukan bangsa dan mampu melawan sampai mengusir penjajah dari negeri
kita tercinta. Peristiwa tersebut diukir
dalam sejarah besar yang disebut SUMPAH PEMUDA. Dalam sumpah pemuda ada 3 pilar
utama. Pertama, Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang
satu, tanah air Indonesia. Kedua, Kami putra dan putri Indonesia, mengaku
berbangsa yang satu, bangsa Indonesia. Ketiga, Kami putra dan putri Indonesia,
menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.
Berbahasa
Indonesia merupakan modal awal untuk dapat menerima dan menghargai berbagai
keanekaragaman suku, budaya, adat dan lain sebagainya yang terdapat diseluruh
penjuru nusantara. Bentuk interaksi sosial dengan berbagai perbedaan tentunya
menjadi wajah baru setiap makhluk sosial dalam merekam jejak langkah
kehidupanya, yang serta merta membangun peradaban dalam sejarah dunia.
Peran
sosial terhadap komunikasi yang dihasilkan dapat menjadikan sebuah power atau
spirit dalam membangun kebersamaan secara harmonis. Hal ini tentunya harus
diimbangi dengan rasa persatuan dan tidak mengedepankan sikap kedaerahan. Sikap
primordialisme ini secara perlahan
akan memudarkan tenggang rasa dan saling menghargai terhadap perbedaan dan
keaneragaman secara horizontal.
Tata
cara berbahasa Indonesia tidak sebatas pada komunikasi secara verbal. Namun,
komunikasi secara non verbal juga membutuhkan gaya bahasa dan retorika yang
tepat. Selain fungsi komunikasi, bahasa Indonesia juga dapat memberikan efek
atau nilai-nilai persaudaraan yang tidak memandang suku, ras, agama dan lain
sebagainya. Sejak ikrar Sumpah Pemuda sampai masa kini, nilai-nilai yang dibawa
sejarah mulai pudar dengan kondisi masuknya dunia globalisasi dan kapitalisasi
yang juga menggerus budaya ketimuran.
Harapan
bangsa terhadap generasinya yaitu para pemuda, mengharapkan dapat menjaga
nilai-nilai yang terkandung dalam ikrar Sumpah Pemuda puluhan tahun yang lalu. Para
generasi muda harus bertindak untuk menjaga persatuan dan kesatuan seperti
menghindari kekerasan, diskriminasi, sehingga terjalin kehidupan yang harmoni.
Tidak ada komentar: